Monday, November 9, 2015

Berkah Hujan

Alhamdulillah setelah cuma diiming-imingi hujan dari social media, oleh teman-teman daerah lain, sore kemarin aku rasakan keberkahan itu. Tepat satu jam setelah angin mendung berhembus di telinga, satu demi satu tetes hujan menitik di mukaku, sebeljm akhirnya membasahi akar rumput di tepian selokan yang kering.

Seingatku, ini hujan lebat kedua selama aku tinggal di daerah baru ini. Yang pertama turun di kisaran Ramadhan, yang sempat membuat rumah sedikit kebanjiran akibat cucuran atap yang mengalir dari teras ke ruang tamu. Juga sempat membuat kaget ketika ada cairan merah darah mengalir dari bawah pintu, yang akhirnya kami tahu bahwa itu adalah sisa getah kayu mahoni muda, bahan kayu pintu kami yang baru terpasang beberapa hari lalu tanpa plitur, yang kemudian terciprat air tempias dan mengalir ke bawah.

Ini adalah hujan lebat kedua, yang akhirnya membuat riuh suara kodok dan serangga kebun, memenuhi dahaga bunglon dan kadal, yang membuat orong-orong dan lipan menggeliat dari liang masing-masing.

Tapi ini hujan pertama, setelah bertahun-tahun yang lalu, yang aku bisa nikmati seperti ketika aku masih kanak-kanak. Hujan yang bisa menitik di kulit kepalaku tanpa aku khawatir sakit kepala. Ya, bermandi hujan. 

Alhamdulillah. Turunnya hujan ini bukan hanya menjadi pembasah tanah, tapi juga kemudian perlahan meresap pada pori bumi. Mengisi pundi-pundi air yg merupakan salah satu kunci hidup makhluk. Mengisi sumur-sumur penduduk yg mulai kering. Terserap pada akar pokok pohon dan terbawa naik melalui urat-urat xilem. Menjadi bahan nutrisi yang kemudian terbungkus pada daging-daging buah, keping dedaunan dan kelopak bunga.

Alhamdulillah hujan turun dengan deras namun mesra. Dimulai dengan angin dingin yang menyejukkan, membawa gugusan awan. Disusul dengan rintik yang sopan seakan meminta izin pada tanah untuk memeluk.  Kemudian genit rinai mencolek dedaunan sehingga mulai bergoyang. Dan setelahnya, menyuarakan rampak pada genting dan dahan dengan deras namun tetap berirama.

Alhamdulillah, hujan ini berbeda dengan hujan yang lainnya. Yang turun bersama dengan angin yang mencabut pepohonan dari tempatnya. Yang turun dengan gemuruh yang mencekam anak-anak.Yang turun dengan kilap petir yang menciutkan hati para hamba. Alhamdulillah, hujan turun tanpa menyisakan keburukan sepeninggalnya.

Ya Alloh jadikanlah hujan yang turun ini lebat dan membawa manfaat. Allahumma shoyyiban naafi'an. 

No comments:

Post a Comment