Wednesday, September 23, 2015

Makan siang apa hari ini?

Trttttttttttttttt... trttttttttttt, hape ku bergetar di atas meja. Dari layar nampak foto istriku dengan senyumnya yang khas. Biasanya aku enggan mengangkat telepon - siapa pun yang menelepon - di jam kerja seperti ini. Tapi, aku tahu, istriku type orang yang tak mudah menyerah (love you :-D). Dia tak akan berhenti me-redial teleponnya ketika aku tak mengangkat telepon darinya.
Dan akhirnya, 
Saya :"Ya ma. Ada apa?"
Istri  : Assalamu'alaykum.... lagi ngapain sayang?
S : lagi kerja yang. kenapa?
I : engga. ini adik (panggilan sayang, cieee...) sama anak-anak OTW ke kantor mas...
S : Lho, ngapain?
I : Engga ada apa-apa. Ketemu di depan ya........ Assalamu'alaykum....
tut... tut... tut.... tut...

Telepon ditutup sebelum aku sempat menjawab salamnya... Ah, semoga ga ada apa-apa.

Hari ini adalah hari terakhir kerja sebelum libur empat hari di sekitar Idul Adha. Hari Jumat yang sebetulnya hari kerja diliburkan dan dipindah ke hari lain. So, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan di hari Jumat harus selesai sore ini. Dan, memang ini membuatku sedikit uring-uringan.

Bel pun akhirnya berbunyi. Dengan malas pun akhirnya aku berjalan menunggu istriku di pos security kantor. Aku masinh enggan meninggalkan meja. Masih terbayang apa saja yang harus aku kerjakan di sisa waktu hari ini.

Trrrt.. trrrt.... "Aslmkm. Pa. Mama dah nyampe lampu merah. Bntr lg nyampe....". Ya. ati-ati ya....

Mobil istriku pun terlihat parkir d tepi jalan kawasan, d depan kantorku. Ku hampiri dan bertanya, "ada apa yang?"

"Masuk pa, mama bawa nasi nih. Mama pengen makan siang bareng...."

Hmmmm.... aku pun tersenyum. Sesaat awalnya kupikir istriku melakukan sesuatu yg tidak masuk akal.. Menempuh sekitar 40 km pulang pergi untuk membawakanku makan siang. Padahal, tempat kerjaku menyediakan makan siang yg bisa kudapatkan di kantin.

Tapi, setelah melihatnya tersenyum, aku tahu... Dia tulus melakukan ini. Dia butuh hal ini. Dia hanya ingin mengulangi apa yg kami biasa lakukan dulu ketika kami masih berdua saja, sebelum dikaruniai anak-anak kami yg lucu, yg setiap hari menguras tenaganya - hal yg selama ini tak kuperhitungkan.

Ya, dulu kami selalu makan siang bersama. Jarak tempuh kantor lamaku dgn kontrakan dulu hanya 10-15 menit. Tiap jam 12 teng kularikan mio soul-ku ke kontrakan. Dan, selalu dia membuatku tersenyum melihatnya yg menungguku dengan masakan yg sudah terhidang.

Tak terasa sudah hampir lima tahun kita menikah, dik. Maafkan mas yg selama ini kurang perhatian. Maafkan mas yg selalu pulang hanya dengan sisa-sisa tenaga meski hanya sekedar tersenyum. Maafkan mas yang lupa menanyakan menu makan siangmu di rumah. Maaf....

No comments:

Post a Comment