Wednesday, September 30, 2015

Pangkon yang Mematikan

"Eling Le... aksara Jawa kui mati pekoro ketemu pangkon"
"Inget Nak, huruf Jawa itu mati ketika bertemu (tanda) pangkon".

Kalimat itu sampai sekarang masih terngiang di telinga saya. kalimat sederhana, penuh makna. Ayah saya yang mengatakannya.

Saya orang Jawa tulen yang lahir dan besar di lingkungan kota kecil Tuban, Jawa Timur. Meski tidak strict dengan adat Jawa, tapi terkadang beberapa falsafah Jawa masih sering kudengar, terutama dari ayah.

Aksara Jawa, yaitu Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Da Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga, Bentuk dari bunyi tiap huruf ini membutuhkan tanda tambahan untuk membentuk huruf konsonan, yaitu salah satunya disebut "pangkon". Disebut "pangkon" (pangku-an) karena memang letaknya dan bentuk hurufnya yang seperti "memangku" huruf yang "dimatikan".

aksara jawa; carakan dan  pasangan


Dalam KBBI, memangku diartikan sebagai kegiatan menaruh "sesuatu" di atas paha antara pangkal paha dan lutut atau di atas lengan antara lengan atas dan siku dipatahkan (hampir seperti memeluk); meriba. Dengan kata lain, "sesuatu" tersebut berada di paha kita dan tidak menapak tanah.

Nah, pangku ini menjadi berbahaya ketika kita menjadi "sesuatu" yang dipangku tersebut. Ayah saya meletakkan dua arti di sini. Pertama, mengartikan "dipangku" pada kondisi seperti ketika kita berada pada posisi yang nyaman, baik dalam hal ekonomi (berkecukupan), ataupun sosial (jabatan, kedudukan dalam masyarakat). Istilah sekarang, comfort zone, zona aman.


Kedua, mengartikan "dipangku" pada kondisi ketika kita menerima sanjungan dari orang lain, atas sesuatu yang kita miliki, atau sebuah hal baik yang sudah kita lakukan.

pangkon

Zona aman.
Sudah banyak orang sukses dan para motivator menyarankan kita meninggalkan zona ini. Bahkan, saking anti-nya dengan zona aman, salah satu penulis kawakan Amerika, Neale Donald Walsch, berkata, "Life begins at the end of your comfort zone". Mengapa? karena zona aman ini membuat kita terlena dengan kenyamanan dan kemudian melemahkan bahkan membunuh daya juang kita. rasa nyaman yang kita rasakan membuat kita tidak terdorong untuk berbuat sesuatu yang lebih dari yang kita miliki sekarang.

Sanjungan.
Hampir sama dengan comfort zone, bila tidak berhati-hati menanggapinya, sanjungan dapat membuat orang lalai. Rasulullah SAW bahkan melarang umatnya agar tidak berlebihan dalam menyanjung. Dari Al-Miqdad bin Al-Aswad radhiallahu anhu dia berkata: أَمَرَنَا رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ نَحْثُوَ فِي وُجُوْهِ الْمَدَّاحِيْنَ التُّرَابَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke wajah-wajah orang yang berlebihan dalam memuji.” (HR. Muslim no. 3002).

"Ati-ati yen kowe dipangku. Ojo nganti lali. Ojo nganti tibo..."
Hati-hati bila kamu dipangku. Jangan sampai lupa. Jangan sampai terjatuh.

Sumber gambar : satudua




No comments:

Post a Comment