Thursday, April 27, 2017

Warna Kebiasaan

Sore kemarin, sepulang kerja, saya setengah kaget waktu lihat apa yang istri saya lakukan. Dengan perutnya yang gendut  ~ doi lagi hamil anak kami yang ketiga, sudah masuk bulan keenam ~ doi naik tangga sambil megang kuas dan ember kecil berisi cat. Memang saya tahu doi ga bisa diem, bahkan di kehamilan-kehamilan sebelumnya, tapi saya ga nyangka kalau akhirnya doi ngelakuin ini.  Setelah diskusi yang tidak selesai tempo hari, istri saya maksain buat cat ulang dan ganti warna dinding kamar kami dengan warna pilihannya. Tapi... Ah, biarlah. Toh, doi juga yang lebih sering ada di rumah. Kalau doi senang, insyaallah saya ikut senang.

Sebelum adzan maghrib, doi sudah lepas kuas. Lepas isya, ga tega lihat doi yang pengen lanjutin ngecat malem-malem, terpaksa Pierce Brosnan turun tangan, ikut-ikutan megang kuas. Sayang istri, kalau orang bilang.

Sebelumnya, kamar kami berwarna biru. Biru facebook, atau mungkin lebih muda. Sekarang pilihan warna yang terpilih adalah krem. Beda jauh.

Pilihan warna yang beda jauh dengan warna sebelumnya ini ternyata cukup membuat repot. Kami harus berusaha keras, gimana caranya dinding yang awalnya biru, bisa berubah krem, tanpa ada noda, bercak, atau sisa warna biru yang membayang.

Seingat saya, dan kalau tidak salah hitung, untuk ruangan dengan ukuran 3*3*4 saja, kami sudah habis 4 kilo cat, dengan hasil yang belum maksimal. Masih ada dua kantung cat kiloan yang siap menunggu giliran (saya pakai cat kiloan curah, biar hemat 😁).

Melakukan Perubahan itu Ga Gampang.

Cat dinding di kamar saya berwarna biru, sejak lebih dari setahun yang lalu. Kami ingat, kami juga melumurkan banyak cat biru untuk dinding kamar ini, untuk menutup warna sebelumnya. Hehe, memang saya sengaja tidak mengupas cat sebelumnya karena takut dinding rumah malah rusak. Yah, maklumlah kualitas dinding perumahan RSS. Sekali senggol aja kadang jebol.

Nah, ini artinya.... Saya harus berusaha keras untuk meletakkan warna  cerah untuk menutup warna-warna sebelumnya yang cenderung lebih gelap. Saya butuh usaha lebih untuk membuat perubahan ini. Saya butuh banyak dukungan, modal dan mood untuk melanjutkan perjuangan ini. Tapi, sebaliknya, sangat mudah untuk melaburkan cat gelap untuk menutup warna cerah.

Sama halnya dengan kebiasaan. Kebiasaan ibarat cat pada dinding, yang menempel erat dan menutup semua permukaan. Warna gelap cat menyimbolkan kebiasaan buruk, warna cerah menyimbolkan kebiasaan baik. Ketika kita sudah terbiasa melakukan kebiasaan buruk, akan sangat susah bagi kita meninggalkannya. Satu dua hari ditinggalkan, hari ketiga kembali dilakukan.

Mustahilkah untuk berubah?

Tidak! Kebiasaan bisa dirubah, asal kita konsisten untuk terus mengusahakannya. Kebiasaan buruk dapat diganti dengan kebiasaan baik. Seperti proses pengecatan dinding kamar, dari yang semula berwarna gelap, dapat menjadi lebih terang. Ya, konsisten alias istiqomah.

Saya pernah dengar satu teori, entah dari mana, katanya, kalau kita melakukan satu kebiasaan terus-menerus selama 90 hari, maka kebiasaan itu akan melekat dan susah untuk kita tinggalkan. Kebiasaan itu akan secara otomatis masuk ke dalam jadwal rutin kita, bahkan kita akan merasa ada yang kurang bila melewatkannya. Jadi, sekarang tinggal kapan kita memulainya...

Yuk, kita nge-cat lagi!

Tuesday, December 15, 2015

Kopi Luwak. Halal ga sih?

Assalamu'alaykum warohmatullah wabarakatuh. Hai guys!!!... Apa kabar? Semoga pada sehat ya. Barakallah....
Kemarin siang, kaya biasa, di group WA KSR PMI Unit 1 IPB rame banget. Isinya ya kaya biasa... mulai dari curhatan jomblo, cas cis cus ibu2 yg siap2 jadi upik abu, sama beberapa aki2 yg gayanya sok muda... (peace kakak!!!!! Ah.. bisa kena push up gw nih!)...
Tapi ada satu post yg isinya iseng, tapi bikin ketawa seharian.. dan so pasti gw re-share ke group lain.. haha.. tukang copas yg ga kreatif gw kan?
Isinya tentang Research and Development kopi empus, hasil metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dari kopi luwak yg legendaris.
-------
INSPIRASI RND KOPI......
Unen : "Cun, ini kopi apa, kenapa agak agak asem gini ?"
Acun : "Ini kopi istimewa, Kang... hampir sama dengan kopi Luwak yang terkenal itu."
Unen : "Oh, begitu .... Kopi apa namanya?"
Acun : "Kopi empus, Kang. Saya buat sendiri , praktek Ekonomi Kreatip kang."
Unen : "Kenapa di kasih nama kopi Empus ?"
Acun : "karena diolahnya lewat Kucing. kalau kopi Luwak, Kopinya dimakan Luwak dulu sebelum diolah, nah kalau kopi Empus mah dimakan kucing dulu. baru diolah  jadi kopi bubuk. saya terinspirasi dengan Kopi Luwak, biar lebih mudah saya pake kucing aja  ....soalnya di rumah  punya  15 ekor Kucing.
Unen : "Kucing mau makan Kopi emangnya ?"
Acun : "Ya tidak atuh kang, ...tapi kan mesti kreatip Kang, Kopinya sya ancurin dulu agak kasar, lalu dicampur ikan asin, kemudian di kasihi sama kucing". (Unen mulai merasa mual).
Acun : "Kalau sudah keluar dengan kotoran Kucing, kemudian kopi disaring, lalu di jemur sampe kering, kemudian digiling lagi. nahh...ini maah asli, Kang Unen orang pertama yang nyobain kopi empus tuh, belum pernah disuguhkan sama yang lain kang. saya juga gak berani nyoba sendiri,  agak agak jijik kang . Gimana Kang,... enak kopinya?".
Unen : "Gelo, Goblog, Belegug siah teh .... sasangkleng pisan teu boga pipikiran geuning maneh teh... Aing nginum tai Ucing Asli !!"
------------

Dan postingan ini sukses bikin ketawa biarpun udah tiga empat kali gw baca.
Bayangin aja... kopi dari kotoran kucing... gimana baunya? Hahaha
Najis pula!!! Haram nih..
Lho.. kalo kopi empus haram, gimana kopi luwak? Kan cara bikinnya ga jauh beda?

Luwak dan biji kopi
Nah... pertanyaan ini muncul baru aja pas gw naik bus karyawan buat berangkat kerja pagi ini. Langsung gw googling. Sengaja gw ambil dari dalam negeri dan negeri jiran kita, Malaysia, sebagai pembanding. Dan ini hasilnya...

1. MUI: Kopi Luwak Berunsur Najis Tapi Halal. Sumber dari sini
Di tulisan yg gw ambil dari web harian Republika ini dijelaskan bahwa pada proses awal, kopi luwak mengandung najis, karena merupakan bagian dari feses (kotoran) luwak. Hal ini dapat mudah dimengerti bila kita tahu bagaimana proses pembuatan kopi luwak.
Tapi,  Direktur Lempaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim menegaskan bahwa najis ini merupakan najis mutawasithoh, najis pertengahan. Bukan najis mugholladhoh. Masih inget kan tentang tiga tingkatan najis? a). Mukhoffafah (ringan), b). Mutawashithoh (pertengahan), c). Mugholladhoh (berat). Lengkapnya mungkin bisa dibaca di sini.
Nah, najis muthawasithoh ini dapat hilang setelah dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan aroma dan rasa najis tersebut. Pada kopi luwak, setelah proses ini aroma dan rasa kopi tidak berubah. Ini bisa terjadi karena biji kopi dibungkus kulit tebal atau kulit tanduk seperti biji melinjo. 
Unsur feses, yg notabene najis, hanya mencemari kulit kopi, bukan biji kopi.
Ketua Bidang Fatwa Majlis Ulama Indonesia, Kyai Haji Ma’ruf Amin, menambahkan, pada mulanya biji kopi luwak menjadi haram dikonsumsi karena masih berunsur najis. Keharaman tersebut bukan karena biji kopi tersebut haram dimakan, tetapi ada sebab, yaitu unsur-unsur feses. 
Namun setelah dibersihkan ternyata unsur itu tidak ada lagi. “Karena itulah menjadi halal dikonsumsi,” terangnya. Lagi pula, jelasnya, jika biji kopi itu ditanam kembali maka tetap akan tumbuh.

2. Kopi Luwak Halal, dengan Syarat. Sumber dari sini
Serupa dengan Indonesia, Malaysia juga memiliki satu badan yg berurusan dengan kegiatan umat, yaitu Jawatan Kuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia. Nah, jawatan ini telah mengadakan Muzakarah yg ke-98 pada 13-15 Februari 2012 dan mendiskusikan Hukum Meminum Kopi Luwak (Musang).
Muzakarah menegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan umatNya supaya memilih rezeki yang halal dan memakan makanan yang baik sebagaimana firman-Nya dalam Surah al-Baqarah, ayat 172 yang berarti:
“ Wahai orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepada kamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika betul kamu beribadat kepada-Nya.”
Muzakarah juga berpandangan bahawa kaedah fiqhiyyah menetapkan bahwa: الأصل فى الأشياء الإباحة، ما لم يقم دليل معتبر على الحرمة  yaitu hukum asal mengenai sesuatu adalah halal selamabtidak ada dalil muktabar yang mengharamkannya. Ulama’-ulama’ fiqh muktabar menjelaskan bahwa biji-bijian yang dimuntahkan oleh hewan atau yang keluar bersama kotoran hewan tersebut, selama tidak rusak dan masih tetap dalam bentuk asalnya atau jika ditanam ia mampu tumbuh, maka ia dihukumkan sebagai mutanajjis dan bukan najis.
Sehubungan itu, selaras dengan penegasan dan pandangan-pandangan tersebut, Muzakarah bersetuju memutuskan bahawa biji Kopi Luwak (musang) adalah bersifat mutanajjis dan ia harus dijadikan bahan minuman dengan syarat:

1. Biji kopi tersebut masih dalam keadaan baik, tidak berlubang, tidak pecah dan dapat tumbuh jika ditanam;
2. Biji kopi tersebut hendaklah disucikan terlebih dahulu daripada najis.
:::::::::::::

Silahkan disimpulkan sendiri.
Wassalam.

Wednesday, November 25, 2015

Tidak Sesuai Syariah vs Haram

Semoga ga ada yg komplain ini gw post di sini. Tujuannya cuma satu: BIAR KEBACA. Kalau di Group WA, rame, susah manjatnya. Haha. Oiya, satu lagi. Ini gw ambil dari salh satu grup favorit gw, KSR PMI UNIT 1 IPB hari ini. Mau ikut baca? Silahkan....

TIDAK SESUAI SYARIAH VS HARAM
Oleh: Ahmad Ifham, S.Psi.

Pertanyaan #1
[12:16, 10/19/2015] KLK: Saya juga bingung,, bukannya kalo bicara hukum, jika gak sesuai syariah ya haram... Kalo sesuai halal. Apa ada terminologi yang lain.. Mohon penjelasannya...

Pertanyaan #2:
Assalamualaikum.. ustadz2 yang ada di forum ini..saya ada pertanyaan yang mengganjal soal fiqih muamalah.. beberapa kali ustadz ifham menjabarkan bahwa dalam muamalah..dalil pengharaman sebuah hal harus benar2 jelas dalam artian redaksi katanya adalah "haram".. sedangkan redaksi "jauhi". "jangan" "menahan" dll bukan berarti haram namun dihukumi tidak sesuai syariat.... nah sebenarnya seperti apa utuhnya ilmu fiqihnya...mohon jawaban dan koreksi atas pertanyaan saya.. jazakalloh

Pertanyaan #3:
[8:26 18/10/2015] ‪+62 818-0224-XXXX: Saya mau share tapi agak ragu dengan poin yang menyebutkan bahwa maisir tidak haram, hehe. Nanti dibaca orang bahwa quran membolehkan judi/maisir walau sedikit.. Wallahua'lam

TANGGAPAN:

Di grup ILBS ini pernah kami bahas dengan judul "Tidak Sesuai Syariah = Haram?" | Sudah lama tayang di Page FB: Facebook.com/AhmadIfhamSholihin dan ada di buku LOGIKA FIKIH BANK SYARIAH.

Namun mau saya bahas lagi dengan bahasa yang tentu berbeda.

Pertama

Hadis dalam kitab arba'in nawawi bilang bahwa (kriteria) halal itu jelas, (kriteria) haram itu jelas, dan di antara keduanya ada syubhat. | Ternyata tidak halal itu bukan hanya haram dan tidak haram itu bukan hanya halal.

Dalam fiqh of justice, judgement hukum manusia dalam hal ibadah maupun muamalah, akan ada sebanyak nyawa manusia.

Meninggalkan sholat tepat waktu (sehingga sholatnya beda dengan waktu yang ditentukan) itu bisa halal. Ada kondisi dharuriyat, hajiyat, tahsiniyat, dan berbagai rukhshoh (keringanan). Itu fiqh ibaadah yang kaidah fiqh -nya lebih ketat. Semua dilarang kecuali ada perintahnya. Dalam ibadah saja ada kondisi kondisi khusus, (dalam bahasa saya) apalagi fiqh mu'aamalah yang jelas mau bid'ah (kreatif kayak apapun) terhukum boleh, asalkan gak nabrak larangan Syara'. Dalam fiqh muamalah pun judgement hukum akan ada sebanyak KONDISI pelakunya (per nyawa).

Kedua

Gradasi hukum dalam Islam ada wajib, sunnah, mubah/jaa`iz, makruh, haram. | Haram itu hanya 1 di antara 5 gradasi hukum Islam.

Wajib: dilakukan berpahala, ditinggalkan berdosa. Sunnah: dilakukan berpahala, ditinggalkan boleh. Mubah: dilakukan boleh, ditinggalkan boleh. Makruh: dilakukan kurang utama, ditinggalkan bernilai pahala. Haram: dilakukan berdosa, ditinggalkan berpahala.

Ini hal yang sering kita temui sehari-hari. Ternyata selain haram ada 4 yang lain.

Ketiga

Tidak Sesuai Syariah adalah sesuai yang dilarang. Kenapa sih Allah tidak straight to the point bahwa apa saja yang dilarang adalah otomatis haram? | Jawabannya ya Allah Maha Cerdas. Semua tersusun rapi bukan tanpa makna.

Allah SWT dan juga Rasulullah SAW menyatakan larangan atas hal hal yang tidak baik (baca: terlarang), tentu gak asal-asalan dan pasti akan menimbulkan kebaikan bagi manusia.

Coba kita cek ayat dulu ya. Kita cek nash Alquran dan Hadis. Kita cermati larangan2 dalam Nash (teks).

Alquran bilang: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.

Alquran bilang: hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi (maisir), (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. | Asuransi konven ada unsur maisir.

Alquran bilang: dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Alquran bilang: dan Aku (Allah) telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba.

Mmmm ada banyak lagi.

Hadits bilang: Rasulullah SAW menahan atau mencegah jual beli gharar. Rasulullah SAW menahan atau mencegah 2 jual beli dalam 1 jual beli. | Asuransi konvensional ada gharar.

Perhatikan teks Arabnya beda beda: ada hurrimat, wa harrama, laa halaaala, nahaa, laa, laa taqrabuu, ijtanibuuhu, laa yajuuzu, dan lain lain yang ternyata beda-beda. | Kenapa Allah membedakannya? Kenapa tidak diseragamkan saja semuanya jadi misalnya "diharamkan"?

Karena saya yakin (beriman) bahwa kita diajarkan berpikir dan ber-rasa oleh Zat Sang Maha Cerdas, Zat Sang Maha Ngerti. Kita bisa cermati pilihan kata katanya.

Contoh kasus.

(1)

Daging babi itu haram. Digoreng atau dimasak dalam suku 1000 derajat celsius ya tetep haram. Dibikin gulai ya haram. Pokoknya haram. | Ternyata makan daging babi bisa terhukum wajib jika darurat.

(2)

Gak ada nash Alquran atau Hadis bilang bahwa daging anjing itu haram dimakan, tetapi Hadis bilang bahwa liur anjing itu najis kelas berat (mugholadhoh).

(3)

Zina itu dilarang mendekati. Apalagi melakukannya. Dalam fiqh of justice, zina adalah masuknya kelamin laki-laki ke kelamin perempuan secara tidak sah, dan akan terjudge zina dari sisi fiqh of justice jika ada saksi yang memenuhi kriteria yakni 2 lelaki dewasa alias mukallaf. Next nanti ada zina muhshan dan ghairu muhshan.

Andai ya ini andai saja zina itu dinyatakan HARAM, maka apakah selain definizi zina tadi termasuk halal? Dan apakah sebenarnya definisi Zina bagi umat hanyalah sebagaimana definisi versi the fiqh of justice?

Apakah petting itu zina? Apakah bugil bareng antara lelaki perempuan secara tidak sah itu bukan zina? Apakah jadinya pacaran itu halal jika yang haram hanya zina dalam definisi fiqh of justice tadi?

Ternyata

Definisi dan gradasi zina itu buanyak. Bahkan ada zina kelamin, zina mata, zina tangan, zina hati dan lain lain.

Andai lagi

Jika melihat wanita yang gak menutup aurat (khas Alquran) dan secara tidak sah termasuk zina dan straight to the point adalah HARAM, maka mungkin sebaiknya dan SEHARUSNYA kita gak bakal keluar rumah, gak perlu ke keramaian, dll karena sangat mungkin akan sering melakukan dosa zina semisal liat aurat wanita gak berhijab misalnya.

Sehingga

Ketika Allah to the point bilang Zina itu haram, maka ini akan menyulitkan manusia hidup. Atau bikin kacau kali ya.

Dan next ada ruskhshoh dalam zina jika definisi zina tadi sudah terpenuhi namun karena diperkosa misalnya.

Tapi

Pelan pelan ya jika ingin memberikan simpulan. Ketika saya bilang daging babi yang jelas kriterianya haram aja bisa jadi wajib jika kepepet, maka jangan samakan dengan zina ya. Mentang mentang kepepet trus boleh zina nah ini ngawur kan. Apa definisi kepepet trus zina? Hehe

Nah.. akhirnya, dalam memberikan judgement hukum maka ini akan dinamis. Gak asal-asalan. Menurut saya, sebaiknya cek dulu nash atau teks Alquran atau Hadisnya berbunyi bagaimana, kemudian telusuri kondisinya.

Dan perhatikan juga ya dalam ngasih judge case zina.. ada kondisi dharuriyat, hajiyat, tahsiniyat. Ada kondisi kondisi keterbatasan dan juga ada sisi kemaslahatan. Dalam case zina sepertinya ma'fu hanya bagi yang diperkosa. Selebihnya kok sulit cari kondisi darurat, bahkan lil hajah.

Kenapa zina? Karena kepepet terancam jiwa. | Ini cocok bagi yang diperkosa. Gak cocok bagi yang kondisi normal wajar. Diperkosa kok menikmati, ini juga mengada-ada.

(4)

Riba itu haram. Sedikit ya haram. Banyak ya haram. Tentu perhatikan judgement akhirnya. Ada kondisi dharuriyat, hajiyat, tahsiniyat yang ma'fu alias dimaafkan jika dilakukan.

Kondisi rukhshoh, ma'fu dan permakluman2 ini akan beda-beda untuk setiap case.

(5)

Maisir itu dilarang. Bukan haram. Ada keterlibatan niyyat (niat) dalam maisir. Niat ini urusan hati. Niat maen bola dan begitu kalah trus pengen nraktir yang menang ah, ini bisa jadi jenis praktik maisir yang boleh. Faktanya zero sum game loh. Maen bola trus yang kalah bayar lapangan atau nraktir. Tapi karena niatnya juga dadakan dan murni dari pihak yang kalah dan apalagi niatnya hadir setelah permainan usai. Jadi maisir yang boleh.

Kayaknya sudah panjang lebar saya bahas antara Tidak Sesuai Syariah dan Haram.

Jika A terkriteria haram, maka A pasti terkriteria Dilarang Syariah. Jika B Dilarang Syariah, belum tentu otomatis B terkriteria haram, meskipun asal usul pelarangan adalah karena adanya indikasi terlalu kuat akan keharaman hal tersebut. | Dan sungguh, kriteria jelas halal atau haram akan menghadirkan judgement hukum yang berbeda.

Apakah jika C Dilarang Syariah maka terduga kuat terkriteria Haram? | Yes.

Catatan:

Meskipun kadang ada typo, setiap kata yang saya tulis ada tata makna. Dikurangi satu tanda akan beda makna. Apalagi dikurangi kata-nya. Apalagi istilah sudah diganti, akan beda makna. | Jika share tulisan ini, mohon dengan sangat agar jangan dikurang dan/atau ditambah. Makasih ya.

Dan maaf, ketika saya kutip ayat Alquran dan Hadits, saya tidak cantumkan itu surat apa, ayat berapa, atau Hadits Riwayat siapa. Saya lupa. Insya Allah ada dan shahih. Boleh tanya ke mufassir. Da saya mah apa atuh.

Demikian. al insaanu mahallu al khatha`i wa an nis-yaan. | waLlaahu a'lamu bishshowaab

Repost by M. Lukmanul Hakim
Member of ILBS (Amana Club 2)

Monday, November 9, 2015

Berkah Hujan

Alhamdulillah setelah cuma diiming-imingi hujan dari social media, oleh teman-teman daerah lain, sore kemarin aku rasakan keberkahan itu. Tepat satu jam setelah angin mendung berhembus di telinga, satu demi satu tetes hujan menitik di mukaku, sebeljm akhirnya membasahi akar rumput di tepian selokan yang kering.

Seingatku, ini hujan lebat kedua selama aku tinggal di daerah baru ini. Yang pertama turun di kisaran Ramadhan, yang sempat membuat rumah sedikit kebanjiran akibat cucuran atap yang mengalir dari teras ke ruang tamu. Juga sempat membuat kaget ketika ada cairan merah darah mengalir dari bawah pintu, yang akhirnya kami tahu bahwa itu adalah sisa getah kayu mahoni muda, bahan kayu pintu kami yang baru terpasang beberapa hari lalu tanpa plitur, yang kemudian terciprat air tempias dan mengalir ke bawah.

Ini adalah hujan lebat kedua, yang akhirnya membuat riuh suara kodok dan serangga kebun, memenuhi dahaga bunglon dan kadal, yang membuat orong-orong dan lipan menggeliat dari liang masing-masing.

Tapi ini hujan pertama, setelah bertahun-tahun yang lalu, yang aku bisa nikmati seperti ketika aku masih kanak-kanak. Hujan yang bisa menitik di kulit kepalaku tanpa aku khawatir sakit kepala. Ya, bermandi hujan. 

Alhamdulillah. Turunnya hujan ini bukan hanya menjadi pembasah tanah, tapi juga kemudian perlahan meresap pada pori bumi. Mengisi pundi-pundi air yg merupakan salah satu kunci hidup makhluk. Mengisi sumur-sumur penduduk yg mulai kering. Terserap pada akar pokok pohon dan terbawa naik melalui urat-urat xilem. Menjadi bahan nutrisi yang kemudian terbungkus pada daging-daging buah, keping dedaunan dan kelopak bunga.

Alhamdulillah hujan turun dengan deras namun mesra. Dimulai dengan angin dingin yang menyejukkan, membawa gugusan awan. Disusul dengan rintik yang sopan seakan meminta izin pada tanah untuk memeluk.  Kemudian genit rinai mencolek dedaunan sehingga mulai bergoyang. Dan setelahnya, menyuarakan rampak pada genting dan dahan dengan deras namun tetap berirama.

Alhamdulillah, hujan ini berbeda dengan hujan yang lainnya. Yang turun bersama dengan angin yang mencabut pepohonan dari tempatnya. Yang turun dengan gemuruh yang mencekam anak-anak.Yang turun dengan kilap petir yang menciutkan hati para hamba. Alhamdulillah, hujan turun tanpa menyisakan keburukan sepeninggalnya.

Ya Alloh jadikanlah hujan yang turun ini lebat dan membawa manfaat. Allahumma shoyyiban naafi'an. 

Monday, October 5, 2015

Sukses jadi ibu? Bisa!

Ada satu temen yang komen di FB, nanggepin tulisan "Lari Njing!!! tempo hari. "
Aku  msh stuck di tempat han.. blom sukses kaya tmn2 yg laen.. motivasi ku kurang jg kali ya? Atau aku yg membatasi diri dg bilang "msh pny baby kecil, ga ngpa2in?
---
Yuk kita bahas....
Ngomong masalah sukses, sebetulnya kita musti mastiin dulu nih, apa sih sebetulnya sukses itu? Trus sukses dalam bidang apa? Sukses yg bagaimana?

Gw seringkali nanya ke beberapa peserta training, apa cita-cita mereka. Banyak sih dari mereka yg secara gamblang ngejelasin cita-cita mereka secara detail. Tapi ada juga di antara mereka cuma bilang, aku ingin jadi orang sukses. Pas ditanya, sukses itu apa, dia jawab: sukses itu berhasil. Berhasil yg gimana? Ya.... yg sukses. @$$%##@

Yaudah, skrg balik ke metode yg gw paling demen buat bikin definisi. Apalagi kalo bukan KBBI.
Singkat. Di KBBI aja definisinya cuman ditulis "berhasil, beruntung". So, kalo ada yang bilang, "gw pengen sukses" maka gw bilang, itu cita-citanya masih abstrak.

Sukses itu ternyata kata sifat, adjective. Dan mau gimana pun  ceritanya, yang namanya kata sifat tuh musti bin kudu mengikuti kata benda, atau diikuti kalimat keterangan lainnya. Contoh, dia sukses membudidayakan lele dumbo, atau, dia telah menjadi petani sukses.

So, kalau bikin target, harus clear. Sukses jadi pengusaha, sukses jadi karyawan, sukses jadi pejabat, atau bahkan sukses menjadi ibu.

Dan pastinya, tiap target punya ukuran masing-masing buat ngukur kesuksesan. Sukses buat pengusaha, bisa jadi pake ukuran berapa besar omzet tahunan perusahaannya, atau berapa tingkat perkembangan usahanya dari tahun ke tahun. Buat karyawan, mungkin sukses itu dilihat dari berapa besar gaji yang dia dapetin per bulan, atau yg lebih bervisi, jabatan apa yg dia pegang sekarang.


Buat pejabat lain lagi, sukses itu mungkin diukur dari perubahan-perubahan baik yg dia bikin selama ngejabat. Nah buat ibu gimana? Ini yg mau gw tekenin di sini.

Sebelum ngomongin target atau yg lain, kita balik dulu deh ke job description dari yg namanya ibu. Menurut Baqir Sharif al Qarashi (2003 : 64... nyomot dari sini), ibu itu jadi sekolah paling utama buat ngebentuk pribadi anak. Ga ada aktor lain, selain ibu, yg jadi orang terdepan yg tugasnya ngedidik anak, nanemin sifat-sifat mulia. Bukan, bukan maksud gw ngentengin atau ngelihat sebelah mata tugas ayah, bukan. Cuma karena ibu itu orang yg paling deket sama anak, secara fisik lebih-lebih secara emosional. Mulai dari sperma si ayah ketemu sama sel telur, tuh anak udah nempel sama emaknya. Iya ngga?

Belum lagi sampe sembilan bulan ngendon di perut emaknya. Makan kalo emaknya makan, ga makan kalo emaknya juga ga makan. Pas lahiran, belum kelar tuh kerja si ibu. Musti nyusuin si bayi biar si bayi ada asupan makanan.

Udah, sampe situ aja? Waduh, bentar cuy... belum. Atau lu itung aja lah ya sendiri... posisinya lu jadi anak, apa aja yg udah ibu lu lakuin buat lu? Ya, nyuapin, nyebokin, nidurin, nenangin klo pas rewel, walaaah banyak! Itu yg lu tahu, yg lu ga tahu pasti masih banyak.

Hubungan dekat antara ibu dan anak ini yg akhirnya mau ga mau jadi salah satu faktor ibu punya kunci utama buat masuk ke hati si anak. Tapi, musti diingat, si Ibu juga musti kudu bisa setiap waktu jadi contoh yang baik buat si anak.

Nah, kalo dilihat dari job descriptionnya, mungkin gw bisa nyebutin beberapa kriteria sukses seorang ibu

1. Berhasil nanemin tauhid yg bener ke anak-anaknya
2. Berhasil mosisiin anak jadi anak yg ngerti dan hormat sama orang tua
3. Berhasil nanemin nilai-nilai kebaikan islami dan ngebiasain mereka buat ngelakuinnya tanpa ragu
4. Punya anak yg selalu jadi qurrata a'yun
5. Dan sebagainya, dan lain-lain....

Next step, kita ngomongin langkah-langkahnya.

1. Orang tua (bukan cuma ibu) perbaiki dan jaga perilaku, terutama di depan anak-anak. Gimana kita mau nyuruh anak ngelakuin kebaikan, kalo si anak jelas-jelas tahu kalo orang yang mestinya jadi guru -- digugu lan ditiru --mereka malah ngelakuin hal-hal yg ga bener.

2. Perlakuin anak sesuai umurnya. Menurut Ali bin Abi Thalib ra, kita bisa perlakuin anak sebagai raja di tujuh tahun pertama, sebagai tawanan di tujuh tahun kedua, dan sebagai teman di tujuh tahun ketiga, sampai akhirnya mereka dewasa dan bisa milih jalan hidup mereka sendiri dengan tanggung jawab. Lengkapnya bisa baca di sini.

3. Siapin pendidikan dan sarana nyari ilmu buat bekel si anak. Inget, ilmu yg dia butuhin di dunia di akhirat. Dua-duanya, ga bisa cuma salah satu.

4. Tanemin perilaku-perilaku positif ke anak, seperti percaya diri, kreatif, berani, tanggung jawab, dan sikap positif kain yg dibutuhin sesuai perkembangannya nanti.

Wednesday, September 30, 2015

Pangkon yang Mematikan

"Eling Le... aksara Jawa kui mati pekoro ketemu pangkon"
"Inget Nak, huruf Jawa itu mati ketika bertemu (tanda) pangkon".

Kalimat itu sampai sekarang masih terngiang di telinga saya. kalimat sederhana, penuh makna. Ayah saya yang mengatakannya.

Saya orang Jawa tulen yang lahir dan besar di lingkungan kota kecil Tuban, Jawa Timur. Meski tidak strict dengan adat Jawa, tapi terkadang beberapa falsafah Jawa masih sering kudengar, terutama dari ayah.

Aksara Jawa, yaitu Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Da Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga, Bentuk dari bunyi tiap huruf ini membutuhkan tanda tambahan untuk membentuk huruf konsonan, yaitu salah satunya disebut "pangkon". Disebut "pangkon" (pangku-an) karena memang letaknya dan bentuk hurufnya yang seperti "memangku" huruf yang "dimatikan".

aksara jawa; carakan dan  pasangan


Dalam KBBI, memangku diartikan sebagai kegiatan menaruh "sesuatu" di atas paha antara pangkal paha dan lutut atau di atas lengan antara lengan atas dan siku dipatahkan (hampir seperti memeluk); meriba. Dengan kata lain, "sesuatu" tersebut berada di paha kita dan tidak menapak tanah.

Nah, pangku ini menjadi berbahaya ketika kita menjadi "sesuatu" yang dipangku tersebut. Ayah saya meletakkan dua arti di sini. Pertama, mengartikan "dipangku" pada kondisi seperti ketika kita berada pada posisi yang nyaman, baik dalam hal ekonomi (berkecukupan), ataupun sosial (jabatan, kedudukan dalam masyarakat). Istilah sekarang, comfort zone, zona aman.


Kedua, mengartikan "dipangku" pada kondisi ketika kita menerima sanjungan dari orang lain, atas sesuatu yang kita miliki, atau sebuah hal baik yang sudah kita lakukan.

pangkon

Zona aman.
Sudah banyak orang sukses dan para motivator menyarankan kita meninggalkan zona ini. Bahkan, saking anti-nya dengan zona aman, salah satu penulis kawakan Amerika, Neale Donald Walsch, berkata, "Life begins at the end of your comfort zone". Mengapa? karena zona aman ini membuat kita terlena dengan kenyamanan dan kemudian melemahkan bahkan membunuh daya juang kita. rasa nyaman yang kita rasakan membuat kita tidak terdorong untuk berbuat sesuatu yang lebih dari yang kita miliki sekarang.

Sanjungan.
Hampir sama dengan comfort zone, bila tidak berhati-hati menanggapinya, sanjungan dapat membuat orang lalai. Rasulullah SAW bahkan melarang umatnya agar tidak berlebihan dalam menyanjung. Dari Al-Miqdad bin Al-Aswad radhiallahu anhu dia berkata: أَمَرَنَا رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ نَحْثُوَ فِي وُجُوْهِ الْمَدَّاحِيْنَ التُّرَابَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke wajah-wajah orang yang berlebihan dalam memuji.” (HR. Muslim no. 3002).

"Ati-ati yen kowe dipangku. Ojo nganti lali. Ojo nganti tibo..."
Hati-hati bila kamu dipangku. Jangan sampai lupa. Jangan sampai terjatuh.

Sumber gambar : satudua




Monday, September 28, 2015

Lari Njing!!!

Udah denger cerita anjing dan kelinci? Haha. Anggep aja udah lah ya... Gw juga dapet ni cerita dari tulisan orang lain. gw ceritain lagi sambil gw rubah-rubah dikit. Bukan apa-apa sih.... Emang gw ga apal lengkapnya. Semoga aja ngena

Jadi ceritanya gini.

---
Ada penggembala sama anjingnya lagi nungguin domba-dombanya di padang rumput. Tiba-tiba dia ngeliat ada induk kelinci lagi ngendap-endap nyari makan di bawah sebuah pohon. Penggembala ini pengen banget nangkep trus masak itu kelinci. Dia nyuruh anjingnya buat bantuin dia.

"Njing, tangkep gih kelinci itu. Gua pengen banget bikin sop kelinci. Kalo dapet, lu gua kasih kakinya. kalo ga dapet, ga ada makan malem buat lu."

Si Anjing langsung aja nyamber tuh ke bawah pohon. Dia kejar kelinci yang tuannya pengen. Namanya juga terancam, Si Kelinci juga ga diem aja... Dia lari tunggang langgang, belok kanan-kiri, ngebungkuk-ngelompat buat ngehindarin sabetan Si Anjing. Si Anjing yang mulai capek, ngos-ngosan balik ke kaki tuannya. Pasrah aja dia ga dapet makan malem.

"Duh, Tuan, maap weh Tuan lah. Cape euy.... Da Si kelinci ngibrit jiga kitu? Hese juragan. Ah, kajeun weh juragan saya teu dibere dahareun ge"

"Duh, Njing. Ngomong apaan sih lu. Udah nangkep kelinci aja ga dapet, ngoceh lu. Padahal biasanya lari lu cepet. Kan lu juga dapet juara se-kecamatan. Ah, pulang aja lah kita. Inget ya,. Lu ga dapet makan malem ini. Kalo lu mau, makan aja rumput tuh bareng domba-domba gua...."

Si Anjing cuma diem aja dengerin omelan tuannya. Udah bisa kebayang malem ini dia ga bisa tidur karena kelaperan.

Nah, balik ke kelinci tadi. Itu Si Kelinci juga ngos-ngosan. Cape banget rasanya. Kakinya sakit, eh tahunya kaki dia ada luka gara-gara lari pas diuber anjing tadi. Tapi sakit itu baru kerasa sekarag, bukan tadi pas dia lari mati-matian nyelametin diri.

Ya, dia usaha mati-matian buat kabur. Dia ga mau ketangkep trus jadi santapan Si Anjing sama tuannya. Kalo sampe kejadian dia ketangkep, udah pasti dia bakalan mati. Trus, siapa yang bakal ngasih makan anak-anaknya di lubang sana? Dia mati, anak-anaknya juga mati. Itu yang dia bayangin.



---

Anjing juara lari se-kecataman ga bisa nangkep kelinci yg kakinya luka. Kenapa?

Kalo gw nangkepnya sih, ini ada hubungannya sama motivasi. Motivasi yang ngedorong Si Anjing buat lari beda jauh sama motivasi punya Si Kelinci. Anjing lari cuma biar dapet kaki kelinci yang bisa dia nikmatin buat makan malem. Udah, itu aja. Kalo ga dapet? Ya, paling dia ga makan malem... Pagi dia masih dapet sarapan. Nah, Si Keliinci mah beda... Kalo dia ga lari sekuat yang dia bisa, dia bakalan mati. Bukan cuma dia, anak-anaknya juga. Tuh, beda banget...

Tinggi rendahnya motivasi ngaruh ke tinggi rendahnya hasil yang didapetin.

Dari sini kayanya kita bisa ngambil pelajaran. Kalo orang sekarang bilang mah, Si Kelinci punya sense of urgency (SoU) yang tinggi. Dia ngerahin segala cara biar berhasil.

Trus, hubungannya apa sama kita?

Indonesia merdeka sih resminya tahun 1945. Tapi sekarang masih kaya dijajah, sama bangsa luar juga bangsa sendiri.

Kondisi dollar, kalo kata Pak menteri sih, sebetulnya rupiah tidak melemah, dollarnya aja yang menguat.

Harga beras dan sembako lainnya makin lama makin mahal.

Trus, piye?

Bentar. Gw mau cerita yang lain lagi.

Pada tahu Jepang kan ya? Masih inget kan pelajaran sejarah yang bilang kalo di tahun 1945, pas banget sebelum Indonesia merdeka, Sekutu ngetapel dua kota di jepang, Hiroshima sama Nagasaki, pake kacang atom, eh.. bom atom.... Kalo kita ngeliat sendiri keadaan Jepang di tahun-tahun itu, kita pasti mikir nih Jepang pasti madesu. Masa depan suram. Tapi apa? jepang sekarang udah jadi raksasa ekonomi di Kawasan Asia. Perusahaan-perusahaan jepang nyebar di Asea-Oceania, bahkan Eropa dan Amerika. sebut aja Mitsubishi, Honda,  Nissan, Toyota, Suzuki, Yamaha, Daihatsu, Kawasaki, itu semua produk-produk Jepang. Belum lagi perusahaan-perusahaan pendukungnya yang namanya susah buat disebutin...Lho, Kok bisa Jepang bangkit duluan? Ancurnya bareng loh sama Indonesia....

Bill Gates, dalam bukunya, The Road Ahead, bilang gini. "Rahasia kesuksesan Microsoft ialah, kami selalu menempatkan diri kami pada posisi yang kalah. Dengan begini kami selalu berusaha menjadi nomor satu".

Nah, itu maksud gw. Kita bisa dapetin apa yang kita mau, kalo kita emang serius. Kalo kita emang punya SoU. Masalahnya, seringkali kita kejebak sama yang namanya comfort zone, zona nyaman. Keadaan yang bikin kita nyaman tanpa perlu terburu-buru ngelakuin sesuatu. Orang yang udah kejebak di sini, bakalan keilangan SoU dia. Mungkin ini juga yang jadi salah satu penyebab kenapa banyak perusahaan keluarga ancur di generasi ketiga dan keempat. Generasi mudanya udah ngerasa nyaman sama apa yang diwarisin sama pendahulunya.

Sekarang, kita tinggal milih nih... Mau tetep nyantai di zona nyaman? Apa mau nyari atau numbuhin SoU? Mau diem apa lari? Ya, terserah lu aja lah ya....

Sumber gambar : ini